Kupandangi ibuku lekat2 sepanjang malam ini..
Memijiti punggung & Kakinya tiada henti..
Sekedar mengurangi sakitnya yg teramat sangat..
Pergeseran tulang ekor, keringnya bantalan antar tulang & syaraf terjepit,
Mengikis senyum & tenaga-nya hari demi hari....
Berganti keluh & lemah yang juga menguras kegembiraanku..
Opname & Operasi..
Dokter hanya bisa menyarankan itu karena usia beliau yg sudah 70-an...
Berbagai usaha Non Operasi sudah dilakukan..
Namun sakit beliau makin bertambah-tambah...
Sakit yg beliau dapat karena bekerja terlalu keras..
Menjahit tanpa henti pagi - siang - malam...
Membantu Ayahku yg seorang Pegawai kecil di Stasiun Kereta...
Mencukupi kebutuhan sekolah kami...
Perjalanan Jember - Malang - Jakarta tanpa Jeda..
Mengantar anak-anaknya meraih cita2...
Menunggui anak-anaknya yg melahirkan satu persatu cucu-cucunya...
Menggerus ketangguhannya..
Tanpa Istirahat.. Tanpa Jeda..
Dari kami beranjak Dewasa, Bahkan Hingga Cucunya beranjak Dewasa..
Semua Kami serahkan, Kami titipkan pada Ibu kami..
Ibu....
Kasihnya Sepanjang Jalan..
Anak, hanyalah Sepanjang Galah...
Namun itu Bukan berarti karena tak sayang..
Karena Akhirnya kewajiban menjadi seorang ibu..
Seperti diserahi Tongkat Estafet..
Karena kini,
Bergantian kita anak2 perempuannya yg Merasakan, Memperjuangan : Hal Yang Sama....
Rela Mati bagi anak2 Kita..
Rela Sakit bagi anak2 Kita...
Bergulir mata ini turut mencoba merasakan..
Saat ibuku masih memikirkan keadaan cucu2nya dalam sakitnya..
" Nit, Caca yak opo neng Suroboyo ? Sopo sing masakno arek iku.. Biasane aku sing ngrumat.." Setiap malam padaku...
" Cilla yak opo neng Jakarta lek awakmu njogo aku neng kene In...?" Pada kakakku nomor 3 yg menjaganya seminggu ini...
Ibuku.. Tiada Henti..
Tiada Istirahat baginya....
Dan kami, hanya bisa tertunduk...
Bahkan mungkin belum sanggup untuk Menggantikan Sakitnya...
Karena pengorbanan itu, tersimpan bagi anak-anak kita kelak..
Sebagai Tongkat Estafet yg Kini kita Genggam..
I Love You ibuku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar